Gregorius Nafanu, Penulis
POJOK NUSANTARA, Opini.Dalam diskusi dengan beberapa teman mengenai perlu tidaknya merayakan pergantian tahun, mereka menyatakan, “Tahun lama atau baru itu sama saja. Yang penting adalah bahwa kita masih bisa bangun dan menikmati segarnya udara di pagi hari. Waktu tetaplah waktu. Ia akan pergi meninggalkan kita hingga akhirnya kita pun mati”.
Sementara yang tak pernah alpa dalam memperingati detik-detik pergantian tahun berpendapat, “Jangan pernah melewatkan momentum pergantian tahun dengan penuh syukur dan harap”. Pada dasarnya kedua pendapat itu sama. Manusia bersyukur pada Tuhan untuk semua yang telah dilalui. Di sisi lain, berharap agar tahun yang baru dan penuh misteri ini dapat membawa berkat.Terkait dengan peristiwa-peristiwa yang telah dialami sepanjang 2020, kiranya kita semua sepakat bahwa Pandemi Covid-19 benar-benar merupakan peristiwa terbesar yang menggemparkan manusia di muka bumi sepanjang tahun ini.
Betapa tidak, dalam sekejap penyakit yang pertama kali terdiagnosis pada tanggal 17 November 2019 di Wuhan-China ini pun menyebar ke seantero jagat semesta. Bahkan per Senin pagi (28 Desember 2020), data dari cyber kompas.com yang dikutib dari Worldometers menunjukkan, kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 81.118.606 kasus yang mana 1.771.342 orang meninggal dunia dan 57.273.250 orang dinyatakan sembuh. Sementara data dari Kemenkes RI per 29 Desember 2020 menyebutkan, terdapat 727.122 orang yang terinfeksi di Indonesia dimana 21.703 orang meninggal dan 596.783 orang sembuh. Nampaknya tahun 2021 pun dunia masih akan bergelut dengan pandemi Corona. Di tengah uji coba vaksin Corona, baru-baru ini dunia kembali dikejutkan dengan munculnya varian baru Covid-19 di Inggris yang kemudian menyebar ke negara lain. Tidak hanya itu. Krisis ekonomi pun ikut melanda dunia.
Kajian terbaru Lembaga Riset SMERU menunjukkan, paling tidak terdapat enam lapangan usaha yang berdampak parah akibat pandemi Covid-19, khususnya jasa penyedia akomodasi termasuk makanan dan minuman, perdagangan, transportasi dan pergudangan, konstruksi, industri pengolahan dan jasa lainnya. Pengurangan kegiatan ekonomi lewat social distancing, juga telah menyebabkan banyak pekerja dirumahkan, bahkan di-PHK. Mata rantai sebab-akibat pun akan berjalan: pengangguran bertambah, kriminalitas meningkat, dan negara makin terbebani.
Masih banyak dampak ikutan dari Pandemi Covid-19. Tetapi berhentikah kita di titik ini, pasrah dan membiarkan virus ini menggerogoti dan menghilangkan lebih banyak lagi nyawa manusia di dunia ini? Tentu tidak. Pengalaman-pengalaman tahun 2020 kita jadikan sebagai pelajaran berharga di tahun 2021.
Mari kita sambut tahun 2021 ini dengan penuh harap. Kita berharap, pandemi Covid-19 dapat ‘dijinakkan’ melalui pemberian vaksin secara gratis kepada seluruh masyarakat tanpa menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Kita juga berharap, Pemerintah bekerja secara serius untuk mengelola berbagai bantuan terkait Covid-19 dan bantuan lain agar tepat sasaran, benar-benar ditujukan pada orang yang paling membutuhkannya. Lebih dari itu, mari kita tunjukkan bahwa kita bisa menerapkan protokol kesehatan dalam keseharian kita untuk meminimalisir penyebaran virus Corona.
Selamat jalan tahun 2020 yang penuh perjuangan hidup dan selamat dating tahun 2021. Mari kita sambut tahun 2021 sambil melantunkan lirik lagunya Diana Ross: Live your story; Faith hope and glory; hold to the truth in your heart! (Jalani kisahmu; keyakinan harapan dan kejayaan; yakinlah pada kebenaran di hatimu!) (Tim/PN)